D'Faid Competition II

Rabu, 26 September 2012
Kali ini kita posting foto kegiatan waktu lomba nih, ini lomba D'Faid Competition II yang diadakan oleh KSR PMI UNPAD pada tanggal 23 Januari 2011se-Bandung Raya dan Sumedang.
Alhamdulilah dengan berlatih keras, PMR ToeLeu mendapat kejayaan kembali untuk ke-2 kalinya mendapat juara umum di D'Faid Competition, setelah D'Faid I.
Terus berkarya untuk nusa dan bangsa!


Read more ...

Komunikasi dan Permasalahannya

Minggu, 23 September 2012
     Manusia itu sangat bervariasi (kompleks). Bervariasi tentu bermacam-macam dari setiap mereka dalam menyampaikan informasi atau sekedar berkomunikasi. Kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan untuk menyampaikan kesamaan pandangan atau ide yang dipertukarkan tersebut. Ada halnya seseorang yang menyampaikan pendapat, gagasan, atau saran, pendengar sulit sekali memahami apa yang tengah ia bicarakan. Ada pula orang yang tengah bicara atau memimpin rapat mudah dipahami kosa katanya oleh si pendengar.
     Sesuai dalam materi Kepemimpinan PMR Madya hal yang dapat mendukung komunikasi diantaranya - Kenali diri sendiri- Kenali orang lain- Mau mendengarkan- Memberi pernyataan yang jelas- Memberi umpan balik- Mau membuka diriNah, sekarang bagaimana jika komunikasi dalam sebuah organisasi menjadi salah paham atau bahkan menjadi masalah? Dimulai dari hal-hal kecil yang berpotensi membuat kesalahan komunikasi, suatu tujuan organisasi akan terhambat. Seperti koordinasi mengenai program kerja. 
     Permasalahan ini bahkan terkadang muncul pada sebuah organisasi yang sudah mapan dan memiliki pengalaman. Jika tidak ada koordinasi antar anggota organisasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program. Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab. Hal tersebut akan menimbulkan terjadinya ketidakseimbangan dalam pelaksanaan tugas kerja karena disaat ada anggota yang mengerjakan tugas, yang lain mengalami kekosongan pekerjaan. Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut, dalam sebuah program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham. Apabila kita mebahas tentang hambatan, pasti akan banyak sekali yang termauk dalam hambatan dalam proses komunikasi. 
     Menurut kami, hambatan yang memicu terjadinya kesalahan komunikasi berawal dari pembawaan individual masing-masing atau mereka para pelaku organisasi itu sendiri. Yang paling nyata adalah sifat dan kebutuhan suatu individu itu sendiri, biasanya berupa emosi, rasa tertutup, atau rasa ingin dihormati. Misalnya suatu individu pasti punya rasa untuk ingin di hargai sehingga konflik yang akan timbul disini adanya kurangnya rasa saling kepercayaan yang antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnyayang berakibat miss communication ataumiss understanding. Untuk itu sikap jujur dan transparan dalam berorganisasi patut dijunjung tinggi dalam kehifupan berorganisasi, karena kerja tim sangat berpenguruh. Pengaruh kestabilan emosi juga penting karena apabila kita dalam keadaan emosi maka informasi yang kita terima tidak akan kita tanggapi dengan baik seluruhnya yang mengakibat akhir dari tujuan suatu oragnisasi kurang terasa maksimal.


Read more ...

Realita Bangsa

Sabtu, 15 September 2012

Potret Pendidikan di Indonesia

            Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat strategis. Sumber manusia yang berkualitas merupakan prasyarat dasar bagi terbentuknya peradaban yang lebih baik dan sebaliknya, sumber manusia yang buruk akan menghasilkan peradaban yang buruk. Melihat realitas pendidikan pendidikan di negeri ini masih banyak masalah dan jauh dari harapan. Bahkan jauh tertinggal dari Negara-negara lain.
Masalah pendidikan di Indonesia ibarat enang kusut. Banyak permasalahan yang terjadi di dalam pendidikan Indonesia bukan hanya sistem pendidikannya tetapi pelaku yang ada didalamnya. Lihat saja, banyak pelanggaran yang terjadi seperti banyak pelajar melakukan tawuran, narkoba, free sex , bahkan ada oknum guru yang harus jadi panutan melakukan pelanggaran yaitu membiarkan kecurangan yang terjadi saat UN dengan alasan agar para siswanya lulus 100% . sungguh, ini merupkan keadaan yang sangat ironis.
Mirisnya lagi yang bisa mengenyam pendidikan kebanyakan orang-orang golongan atas , yang memiliki uang lebih dan sementara orang-orang dari golongan bawah hanya bisa diam dan tak tahu harus berbuat apa. Lihatlah pada realitanya banyak calon calon generasi penerus bangsa tidak bersekolah dan alasannya terkait biaya pendidikan terlalu mahal. Akibat kondisi seperti ini, terjadi pengganguran dimana-mana, kriminalitas menjadi hal yang utama  menjadi pekerjaan mereka, kemiskinan pun menjadi lingkaran setan yang sulit diputuskan. Beginalah realita bangsa Indonesia. 
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke -102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survey dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik,
2. Rendahnya kualitas guru,
3. Rendahnya kesejahteraan guru,
4. Rendahnya prestasi siswa,
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7. Mahalnya biaya pendidikan.
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik,
2. Rendahnya kualitas guru,
3. Rendahnya kesejahteraan guru,
4. Rendahnya prestasi siswa,
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7. Mahalnya biaya pendidikan.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.



Read more ...

Hiking

Sabtu, 15 September 2012

Read more ...

Demo PMR | MOPD Periode 2011-2012

Sabtu, 15 September 2012
Read more ...